Psikolog klinis sebut penyebab seseorang terkena “post holiday blues”
Setelah liburan yang menyenangkan dan penuh dengan kebahagiaan, banyak orang mengalami kondisi yang dikenal sebagai “post holiday blues”. Kondisi ini ditandai dengan perasaan sedih, cemas, dan stres setelah kembali dari liburan. Psikolog klinis mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena post holiday blues.
Salah satu faktor utama adalah perubahan drastis dalam rutinitas dan lingkungan. Selama liburan, seseorang biasanya bebas dari tekanan pekerjaan dan tanggung jawab sehari-hari. Namun, setelah kembali ke rutinitas normal, seseorang harus kembali beradaptasi dengan tuntutan dan stres yang mungkin telah terbengkalai selama liburan.
Selain itu, perasaan kekecewaan dan rasa tidak puas setelah liburan juga dapat menyebabkan post holiday blues. Orang sering kali memiliki harapan yang tinggi untuk liburan mereka, dan ketika kembali ke kehidupan sehari-hari, mereka merasa kecewa karena kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan mereka.
Psikolog klinis juga menyebutkan bahwa perubahan hormonal dan kurangnya sinar matahari selama liburan juga dapat berkontribusi pada kondisi ini. Hormon stres seperti kortisol dapat meningkat selama liburan, dan ketika kembali ke rutinitas normal, tubuh mungkin mengalami perubahan hormonal yang dapat menyebabkan perasaan sedih dan cemas.
Untuk mengatasi post holiday blues, psikolog klinis merekomendasikan untuk menghadapi perasaan negatif tersebut dengan jujur dan terbuka. Berbicara dengan orang yang dipercayai atau mencari bantuan dari profesional kesehatan mental juga dapat membantu mengurangi gejala yang dialami.
Jadi, jika Anda mengalami post holiday blues setelah liburan, jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan. Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dalam menghadapi kondisi ini, dan dengan dukungan yang tepat, Anda dapat pulih dan kembali ke kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.